Saksikan Biarawati Dirampas, Arya Ketakutan Diancam Gerombolan Penjahat


Saksikan Biarawati Dirampas, Arya Ketakutan Diancam Gerombolan Penjahat

Arya (21) duduk lemas dan minta perlindungan setelah motor matik yang dikendarainya disenggol tiga orang di atas dua motor di Jalan Raya Hankam, Jatiwarna, Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/3/2016).

"Usai disenggol, saya diancam," ujar Arya yang meninggalkan motornya di sudut bengkel mobil di jalan raya yang ramai itu. 

Dengan masih gemetar, Arya yang berperawakan kurus dengan tas ransel di pundaknya mencoba menoleh ke arah tempatnya disenggol dan diancam tiga orang di atas dua motor. Kecemasan tersirat di wajahnya.

Setelah agak tenang, Arya menceritakan apa  yang dilakukannya dan berakibat pada ancaman untuk dirinya. 

Sekitar pukul 10.15, kata dia, seorang perempuan yang mengendarai mobil jenis Toyota Avanza warna silver berhenti persis di muka bengkel. Perempuan yang membawa kendaraan seorang diri itu berhenti dan meminta pertolongan bengkel.

"Minta tolong apakah bengkel bisa membantu. Ban belakang mobil saya katanya bermasalah. tiga pengendara motor menunjuk-nunjuk ban belakang mobil saya dan meminta saya berhenti," ujar perempuan berkerudung putih yang ternyata seorang biarawati.

Sementara permintaan tolong kepada bengkel disampaikan, mobilnya ditinggalkan di tepi jalan. Saat itulah, dalam sekejap, satu orang dari tiga motor yang memberi tahu kondisi ban belakang dan memintanya menepi mengambil tas di kursi yang posisinya ada di belakang kursi kemudi.

Saat aksi perampasan itu terjadi, Arya mengaku melihat dari arah berlawanan. Karena penasaran dan melihat tiga motor yang merampas tas di dalam mobil Avanza melarikan diri, Arya mencoba mengikuti dari kejauhan. 

Tidak lama kemudian, tiga gerombolan motor itu menjadi lima motor karena dua motor lain bergabung.

"Saya melihat, lima motor itu masuk gang dan tanah lapang yang tertutup. Saya melihat dari kejauhan. Salah satu dari lima penunggang motor itu melihat saya dan mengusir saya. Merasa pengintaian saya diketahui, saya pergi," ujar Arya.

Penasaran dengan perampasan itu, Arya kembali ke bengkel dan menanyakan apa saja barang yang dirampas gerombolan penjahat yang menggunakan motor. Arya pertama-tama bercerita usahanya mengikuti perampas meskipun mundur teratur karena upayanya diketahui seperti disampaikan di atas.

Terkait barang yang dirampas, biarawati yang datang ke bengkel menjelaskan, tasnya hilang saat tengah meminta bantuan. 

"Tidak ada barang yang berharga. Hanya jubah dan baju biarawati warna putih seperti yang saya kenakan ini isi tasnya," ujar biarawati tersebut.

Polo Siregar, mekanik bengkel yang membantu biarawati melihat ban belakang mobil tidak mendapati keanehan. 

"Ini modus yang sering dipakai kawanan perampas di sekitar jalan raya ini. Korbannya biasanya orang yang sendirian membawa mobil dan terlihat membawa tas. Umumnya yang jadi korban perempuan," ujar Polo.

Biarawati itu mengatakan, dirinya diberi tahu berturut-turut oleh tiga pengendara motor  yang berbeda terkait kondisi ban sejak dari bunderan Jatiwarna.

"Setelah tiga kali berturut-turut saya diberitahu tentang kondisi ban saya oleh tiga orang yang berbeda, baru saya berhenti. Ternyata itu taktik mereka," ujar biarawati itu.

Setelah kejadian perampasan itu, banyak orang kemudian berkerumun. Petugas parkir di sekitar lokasi kejadian melihat sekilas perampasan itu. Karena jalan relatif sepi, para perampas bisa leluasa beroperasi dan kabur setelah merampas tas dari dalam mobil.

"Salah sasaran perampas itu," ujar petugas parkir setelah mengetahui apa yang dirampas.

Posted by : 


0 comments:

Post a Comment